Menjadi pemimpin
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering berjumpa dengan berbagai hal yang mempengaruhi kehidupan kita terutama yang berkaitan dengan aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, namun sebelum membahas bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik, mari bersama-sama kita melihat dan menyaksikan bagaimana proses pemilihan seorang pemimpin dalah kehidupan nyata. Misalnya kejadian yang baru dilaksanakan di sekolah kita 2 minggu belakangan ini yaitu pemilihan ketua OSIS yang baru, pemilihan Ketua OSIS adalah salah satu cerminan bagaimana proses seorang pemimpin dipilih. Melalui proses ini kita sebagai pemilih tentunya berusaha untuk memilih pemimpin yang terbaik di antara semua calon yang ada.
Menurut Loesy (2004) bidang kajian SDM telah mengakui adanya hubungan dinamis antara strategi, orang, tekhnologi, dan proses yang mendorong beroperasinya perusahaan (organisasi/instansi).
Dalam era saat ini, dimana era evolusi perkembangan SDM dituntut untuk mampu menguasai perkembangan tekhnologi. Pimpinan harus mampu untuk membuat perencanaan SDM yang berkaitan dengan kebutuhan ketenagakerjaan dengan inventori sumber pekerjaan, sehingga karyawan atau staf yang dimiliki mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan, baik itu internal maupun ekternal. Hal ini akan membawa kepada modifikasi lingkungan terhadap system komunikasi, system penghargaan, dan kesejahteraan terhadap bawahanya.
Menjadi seorang pemimpin yang baik harus memiliki keahlian dalam melakukan manajemen yang berkaitan erat dengan membuat perencanaan-perencanaan bahkan aturan-aturan agar bisa menciptakan kondisi tertentu untuk mencapai tujuan kepemimpinanya.
Dalam suatu organisasi tentunya terdapat berbagai hal yang perlu diantisipasi dengan berbagai kemungkinan yang terjadi. Untuk itulah pentingnya sebuah perencanaan dalam suatu organisasi agar dapat mencapai maksud dan tujuan organisasi. Dengan adanya perencanaan, suatu organisasi juga dapat beradaptasi dengan kondisi lingkunganya, hal ini berhubungan dengan fungsi perencanaan itu sendiri dalam suatu manajemen yang mana hal ini juga mengartikah bahwa perencanaan menjadi fungsi utama dalam setiap organisasi. Sebagaimana menurut Prof. Dr. Sam’un Jaja Raharja, M.Si dalam Modul 4 Perencanaan (Asas-asas Manajemen) menyatakan bahwa “Ibarat sebuah peta dalam sebuah perjalanan. Tanpa peta, maka perjalanana tidak akan mencapai tujuan, karena tidak ada petunjuk kearah mana harus melangkahkan kaki”.
Pemimpin dalam suatu kelompok ataupun organisasi haruslah memiliki suatu kemampuan untuk menjadi sosok yang dapat diteladani dan memerintah dengan tegas. Pemimpin dalam suatu kelompok bisa saja memiliki kriteria yang berbeda tergantung kebutuhan berdasarkan kriteria-kriteria yang diperlukan dalam suatu kelompok tertentu. Namun secar umum, ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin agar dapat memberikan pengaruh kepada bawahanya. Diantaranya :
Memahami sifat bawahanya, sebagaimana menurut Mas Halimah, dalam Modul 4 ADPU4331, Administrasi Perkantoran, 2020. Bahwa pemimpin perlu memahami sifat bawahanya dengan melakukan pendekatan secara sikologi agar bawahnya :
- Menyenangi dan melaksanakan tugasnya, dan;
- Memahami dan berpartisipasi dalam memecahkan tugas organisasi.
Cara memberi instruksi dan hubungan kerja.
- Disini maksudnya adalah kemampuan dalam pembagian tugas kerja harus sesuai dengan topoksi yang diperlukan dan sesuai dengan kemapuan bawahanya. Sebagaimana menurut Mas Halimah, dalam Modul 4 ADPU4331, Administrasi Perkantoran, 2020 menyatakan sedikitnya ada 5 hal yang perlu diperhatikan, diantaranya :
- Perintah : suatu pernyataan langsung yang diberikan agar segera dilaksanakan.
- Instruksi : perintah yang diberikan oleh atasan untuk menjelaskan rencana strategis berkaitan dengan kebijaksanaan umum dengan jangka waktu yang relative lama.
- Prosedur tetap dan petunjuk : ialah perintah yang seringkali dilakukan secara berulang namun dijadikan suatu ketentuan yang baku dalam suatu aturan untuk dilaksanakan bawahan.
- Ciri perintah : jelas, lengkap, singkat, menjamin kebebasan bawahan, menggunakan kalimat yang mengikat, dan tepat waktu.
- Cara menyampaikan perintah/instruksi : sesuai dengan ciri-ciri perintah, maka perintahyang diberikan haruslah jelas dengan memperhatikan suasana bawahan dan memberikan kesempatan agar bawahan memberikan tanggapan baik berupa pertanyaan ataupun pemahaman terhadap perintah tersebut.
Hubungan atasan dan bawahan.
- Yang dimaksud hubungan disini ialah bahwasanya proses pendelegasian wewenang didasarkan pada satu pimpinan, yang mana pemimpin dalam hal ini memiliki kaki tangan yang berhak diberikan kewenangan tertentu dalam memberikan instruksi lanjutan yang berkaitan dengan hal-hal tekhnis dalam suatu pekerjaan. Adapaun hal ini untuk menjadikan pemimpin memapu mengendalikan suatu kepemimpinanya berdasarkan rentang kendali yang dibuatnya, serta mampu memberikan pembagian tugas yang sesuai dengan keahlian dan tata kerja yang sesuai dengan prosedur.
Secara umum, menurut saya ketiga hal di atas haruslah dimiliki seorang pemimpin untuk menjadi pemimpin yang ideal dalam suatu kelompok ataupun organisasi. Sedangnkan kemampuan lain, misalnya seperti wawasan dan pengalaman juga tidak bisa dilepaskan dari kriteria pemimpin yang baik. Namun demikian, pemimpin juga bisa dibentuk karena sistem Pendidikan yang didapatkanya. Maka dari itu, tingkat Pendidikan juga menjadi salah satu faktor kriteria yang perlu diperhatikan saat kita memilih seorang pemimpin.